Selasa, 18 April 2017

Dikejar deadline cooy!


Malam ini gemintang menggantung bersanding bersama bulan yang tak lagi purnama. Angin berhembus dengan lembut, membisikan suara nyaring nyamuk-nyamuk yang hidup bebas di alam. Udara sedang bersahabatnya. Tak ada sedikit pun awan cumulonimbus yang tiba-tiba hadir seperti malam-malam sebelumnya. Secangkir teh hangat kembali menemaniku menulis tentang keabsurdan ini.

Melodi lagu untuk perempuan yang sedang dalam pelukan mengalun lembut, namun tetap suara bising dari permainan sepak bola digital mendominasi. Maklumlah sedang ada perlombaan sepak bola digital atau orang-orang menyebutnya dengan PES. Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh tepat. Semakin malam semakin ramai tempat ini, sebab peserta dan pendukungnya hampir semua telah datang. Teriakan-teriakan penyemangat pun terdengar hingga ruangan ini.

“Minggu ini padet banget ya.., udah ada uts yang materinya nggak ngerti belum lagi persiapan kegiatan-kegiatan, ditambah paper-paper dari dosen killer yang ngasih tugasnya dadakan kaya tahu bulat.” Keluh seseorang dengan suara berat di sebelahku.

“Aku sampe bingung mau ngerjain yang mana dulu tau nggak.” Ucap seorang puan di depanku dengan raut muka yang ditekuk.

"Kamu udah mudeng teorinya William Estes belum? Kok aku gagal paham terus ya.” Nada putus asa dan lelah mulai terdengar dari suara berat itu, “Sebenarnya teori ini itu gimana sih?”

Seorang lelaki di antara kami menyela,”Kamu tanya aku? Aku aja nggak ngerti kok, padahal kemarin presentasi tentang teori ini, dan dengan polosnya langsung buka kartu duluan kalo kelompokku nggak menguasai materi ini. Bahkan dosennya sendiri bilang kalau materi ini termasuk susah. Terus aku kudu gimana coba?” dengan nada tak kalah putus asanya.

Lalu, entah siapa yang terlebih dahulu memulai membuka video pembelajaran tentang teori-teori itu dan kami mulai memperhatikan secara seksama dengan selingan diskusi. Tiba-tiba ada suara lengkingan yang sangat keras dari ambang pintu memanggil namaku, “Qowi... kamu udah ngresume BK belum?” seperti biasa ia tanpa rasa bersalah telah berteriak hingga seluruh pandangan tertuju padanya.


“Kamu tanya aku? Ya jelaslah ya,” aku membuka buku kecilku yang berisi notes tugas dan puisi-puisi abstrak ketika dilanda kegabutan dan kebosanan, “Belum, hehe.”

“Dasar kamu ya, besok dikumpulin, Neng. Mau ngerjain kapan?” tanyanya lagi dengan suara yang lebih pelan. 

Everybody knows that BK kita tiap pertemuan ngeresume. So, keep calm and beli capcin yuk!”


18 April 2017
Di tengah deadline

1 komentar: