Sabtu, 15 Juli 2017

Nona Teh : Abstrak

Langit tak begitu cerah, tetapi semburat jingga tetap tepancar dari ufuk barat. Aku berjalan melewati pertokoan. Caraku menikmati senja ialah mengejarnya sambil mengamati orang-orang yang menikmati senja, atau duduk santai dengan secangkir teh hangat di mejaku. Aku jatuh cinta kepada teh sejak pertama kali kopi menghianatiku dengan anggun dan aku memalingkan wajah kepadanya.

Mentari sempurna tenggelam. Cahaya bintang menghiasi langit yang temaram. Angin berhembus menyampaikan sebuah pesan rindu yang entah terbalas atau tidak. Malam menggantung serasi dengan bulan dan bintang, sinarnya sendu menembus celah di antara dedaunan. Purnama. Bukankah kau selalu menyukainya, Laut?

Bukankah katamu tak apa mengenang, agar kita tahu sejauh mana telah melangkah bukan? Maka, sekarang aku ingin mengenangmu, kita, serta variabel-variabel lain yang turut menyesaki diantaranya.


PS :